QR Code

Pohon Tanjung (Mimusops elengi L.) termasuk famili Sapotaceae. Tanaman ini sangat baik sebagai tanaman pelindung, karena kanopinya yang rindang serta bunganya yang menebar aroma harum ke sekelilingnya. Pohon Tanjung bisa mencapai sekitar 15 meter bahkan lebih. Tanaman ini berdaun tunggal, berbentuk bulat memanjang dengan tepi daun bergelombang. Bunganya bunga tunggal, sangat harum, berkelamin ganda, berwarna putih krem, dengan simetri bunga aktinomorfik, dan tumbuh dalam kelompok-kelompok kecil di ketiak daun. Ekstrak bunganya yang harum juga dimanfaatkan untuk bahan kosmetik di Indonesia.

Pohon Tanjung ditengarai berasal dari India, Sri Lanka Kepulauan Andaman, Myanmar dan Indo-China, juga di Afrika yaitu Ghana, Tanzania, Mozambik, Reunion dan Mauritius. Selain untuk peneduh jalan, pohon Tanjung juga dimanfaatkan sebagai tanaman obat/herbal. Pohon Tanjung juga sering digunakan untuk mengisi taman, hutan kota, pekarangan dan tempat umum lainnya karena daunnya yang rindang.

Pohon tanjung dikenal dengan bunga kecil berwarna putih kekuningan yang harum semerbak, sering ditanam di taman atau pinggir jalan sebagai peneduh. Pohon ini juga memiliki beragam nama diantaranya : Tanjung (Indonesia), Sawo Manuk, Kajutanjung, (Jawa), karikis (Sulawesi), Bunga Tanjung (Melayu), Keupela cange (Aceh), Wilaja (Bali), Tanjong (Bugis), Spanish cherry, Bullet wood tree (Inggris) dan Bakul / Bakula (India)

Kayunya keras dan padat, sering digunakan untuk konstruksi atau kerajinan. Seperti halnya spesies lainnya dalam famili Sapotaceae, Tanjung juga mempunyai saluran getah pada kulit batang, daun dan empulurnya. Perbanyakan tanaman ini dapat dilakukan secara generatif melalui biji ataupun melalui vegetatif yakni stek. Perbanyakan secara genaratif (biji) atau vegetatif (stek). Apabila secara generatif, Biji/benih sebaiknya direndam dalam air terlebih dahulu kemudian dipilih biji yang tenggelam. Biji yang terpilih kemudian disemaikan pada polibag baru dipindahkan ke lahan atau tanah setelah tumbuh.

Taksonomi

  • Kingdom : Plantae
  • Divisi : Magnoliophyta (Tracheophyta → Angiospermae / tumbuhan berbunga → Eudikotil → Asteridae)
  • Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
  • Ordo : Ericales
  • Famili : Sapotaceae (suku sawo-sawoan)
  • Genus : Mimusops
  • Spesies : Mimusops elengi L.
    • Sinonim : Kaukenia elengi (L.) Kuntze, Mimusops erythroxylon Llanos ex Fern.-Vill.. Mimusops javensis Burck

Morfologi

  • Berupa pohon berukuran sedang hingga besar, dengan ketinggian 10–30 meter. Pertumbuhan lambat tetapi sangat kokoh dan berumur panjang. Tajuk padat, membulat, dan rimbun, sehingga sangat baik sebagai peneduh.
  • Akar : Sistem akar kuat, terdiri dari akar tunggang besar dan akar lateral yang menyebar. Menjadikan pohon ini tahan angin dan cocok sebagai peneduh kota.
  • Batang dan Kulit Batang : Batang lurus, diameter dapat mencapai 60–100 cm pada pohon tua. Kulit batang berwarna abu-abu kecokelatan, tekstur beralur kasar, kadang pecah-pecah memanjang. Menghasilkan getah putih (lateks) ketika dilukai.
  • Daun : Tipe daun tunggal, tersusun berseling. Bentuk daun elips hingga lonjong, ujung meruncing, pangkal tumpul. Ukuran: panjang 5–14 cm, lebar 2–6 cm. Permukaan daun mengilap, tebal, dan agak kaku—ciri khas famili Sapotaceae. Warna daun: hijau tua mengkilap di bagian atas, lebih pucat di bagian bawah.
  • Bunga : Bunga kecil, berwarna putih krem hingga kuning pucat. Sangat harum, terutama pada malam hari. Tipe bunga: berkelamin ganda (hermafrodit). Tersusun soliter atau berkelompok 2–3 pada ketiak daun. Mahkota bunga terdiri dari 8–16 helai yang tampak seperti “rumbai”.
  • Buah : Tipe buah: buni (berry). Berbentuk bulat, gelondong bulat telur panjang (seperti peluru) sampai ada yang berbentuk lonjong, dengan panjang 1–2 cm. Warna hijau saat muda, berubah oranye–cokelat ketika matang. Daging buah manis tetapi agak sepat. Berisi 1 biji keras berwarna cokelat gelap, mengkilap, dengan satu sisi pipih.
  • Biji : Kebanyakan satu, bentuk lonjong atau gepeng, keras, mengkilat, cokelat tua/kehitaman, panjang ±1 cm. Memiliki satu sisi datar dan satu sisi cembung.

Kandungan Penting

  • Kulit pohon : tanin, flavonoid, triterpenoid, glukosida, asam ursolat, taraxone, taraxerol, butilinic acid, dan spinasterol.
  • Daun : flavonoid, saponin, alkaloid
  • Bunga : minyak atsiri (Linalool, Geraniol, Eugenol, Benzyl benzoate, Benzyl alcohol) flavonoid
  • Buah : tanin, pektin, flavonoid
  • Biji : triterpenoid, saponin, sterol, alkaloid, tanin, fenolik, flavonoid, quercitrol, asam ursolic, alkohol triterpen, quercetin, dihydroquercetin dan sitosterol glycoside

Manfaat

  • Secara umum Tanjung digunakan untuk; Menurunkan demam, mengurangi rasa sakit gigi, menghilangkan nafas berbau, mengatasi sakit tenggorokan, menghilangkan sakit kepala atau vertigo, obat keputihan dan mimisan.
  • Ekstrak kulit batang, daun, dan bunga efektif sebagai antimikroba & antiseptik yang digunakan untuk; luka, infeksi kulit ringan, radang mulut
  • Kandungan Flavonoid & triterpenoid dapat menekan pembengkakan dan inflamasi, pada : sariawan, radang gusi, nyeri sendi ringan, bisul dan abses.
  • Tanin dalam kulit batang (direbus) digunakan untuk mengurangi sekresi cairan pada; diare, disentri, pendarahan ringan dan wasir.
  • Daun muda (ditumbuk untuk kompres) dan bunga memiliki sifat antibakteri, antiinflamasi serta, menstimulasi epitelisasi, digunakan sebagai : obat luka luar, obat jerawat, obat gatal dan kompres bengkak.
  • Biji (dikunyah) dan bunga digunakan untuk : menguatkan gigi, mengurangi nyeri gigi, obat kumur, menghentikan bau mulut, mengurangi radang gusi dan menyembuhkan sariawan.
  • Daun dan buah digunakan sebagai antipiretik (pereda demam) tradisional.
  • Bunga tanjung sebagai aroma terapi untuk ; pengharum tubuh, minyak rambut tradisional, relaksasi dan meningkatkan kualitas tidur.

Demam nifas

  • Ambil 5 g bunga tanjung segar, seduh dengan 200 ml air panas, dinginkan lalu saring.
  • Minum sekaligus.

Mimisan

  • Bakar beberapa lembar daun tanjung kemudian hirup asapnya.

Pengawetan

  • Cuci bersih bunga tanjung yang masih segar.
  • Keringkan di bawah sinar matahari, dengan menutup kain tipis bagian atasnya untuk menghindari adanya kotoran masuk.
  • Setelah kering simpan dalam wadah kedap udara.

Gambar 

 Sumber : Hijau.or.id/Tanjung (Mimusops elengi L.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *