QR Code

Pohon Ketapang Biola (Ficus lyrta Warb.) ini berasal dari Afrika Barat dan Tengah, khususnya hutan hujan tropis, namun kini populer sebagai tanaman hias di seluruh dunia. Pohon Ketapang Biola Termasuk dalam famili Moraceae, yang juga mencakup pohon ara (Ficus carica) dan murbei (Morus).

Pohon Ketapang Biola (Ficus lyrata Warb.) dijuluki sebagai Ketapang Biola atau Fiddle-leaf fig karena bentuk daunnya menyerupai biola. Meskipun Pohon Ketapang Biola dinamai dengan ‘Ketapang’, tetapi pohon ini berbeda genus dengan pohon ‘Ketapang (Terminalia catappa L.) umumnya yang digolongkan dalam genus Terminalia. Salah satu perbedaan utamanya karena Ketapang Biola yakni Karakteristik bunga, buah, dan cara reproduksi sangat berbeda antara genus Terminalia (yang menghasilkan buah seperti almond tropis) sementara Genus Ficus (yang menghasilkan buah ara) seperti halnya Ketapang Biola (Ficus lyrata Warb.).

Pohon Ketapang biola ini memiliki beberapa sebutan lain seperti; Ketapang brazil, Kimunding, Arabiola dan Biola cantik. Secara morfologi, Ficus lyrata adalah pohon evergreen (daunnya selalu hijau) yang dapat tumbuh hingga 9–12 meter, bahkan bisa mencapai 30 meter di habitat aslinya. Pohon Ketapang biola telah diperkenalkan ke Asia (Indonesia, Pakistan, Singapura), Eropa, Amerika Utara dan Selatan, dan dibudidayakan di seluruh dunia termasuk Hindia Barat.

Spesies ini telah lama dibudidayakan masyarakat sebagai tanaman hias (baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan) di daerah beriklim tropis dan sedang, serta memiliki manfaat sebagai tanaman peneduh, tanaman obat, sumber makanan, lateks dan kayu, sumber pewarna alami pakaian (menghasilkan warna merah keunguan), juga dikenal memiliki makna sosial, seperti yang digunakan di beberapa tempat atau budaya dalam sihir (pohon jimat).

Ketapang biola tumbuh di dataran rendah, sedang serta hutan hujan lembap. Di Kolombia, spesies ini dilaporkan tumbuh pada ketinggian 1.000-1.500 m dpl. Di Indonesia, spesies ini hampir tumbuh di seluruh bagian wilayah, biasanya tumbuh liar di pantai ataupun di pinggir jalan. Ketapang biola memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan dan dapat tumbuh di bawah sinar matahari penuh, matahari parsial, atau teduh parsial. Spesies ini juga memiliki toleransi sedang terhadap garam aerosol dan dapat tumbuh di berbagai jenis tanah termasuk pasir, tanah liat, lempung, basa, dan asam selama tanah memiliki drainase yang baik.

Khusus untuk pembudidayaan Ketapang Biola dapat diperbanyak dengan biji, stek batang (menggunakan hormon perakaran), dan layering (menggunakan cabang berumur 1 – 2 tahun).

Taksonomi

  • Kingdom : Plantae
  • Divisi : Magnoliophyta (Angiospermae)
  • Kelas : Magnoliopsida (Dikotil)
  • Ordo : Rosales
  • Famili : Moraceae (suku ara/beringin)
  • Genus : Ficus
  • Spesies : Ficus lyrata Warb.
    • Nama sinonim : Ficus pandurata Sander

Morfologi

  • Akar tunggang, berserabut kuat dan membentuk akar lateral yang luas di lahan terbuka.
  • Batang tegak, cenderung lurus, berkayu dengan kulit kayu yang retak-retak dangkal berwarna berwarna cokelat–keabu-abuan. Percabangan tidak terlalu banyak ketika tumbuh indoor, sering tumbuh satu batang (single stem). Pada umur tua dapat membentuk batang berkayu keras.
  • Daun bertipe daun tunggal, tersebar (alternate). Ukuran: 20–45 cm panjang, 15–30 cm lebar dengan bentuk lyrate (seperti biola/kecapi) atau elips melebar di bagian ujung. Tekstur tebal, kaku (leathery). Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua mengkilap sedangkan bagian bawah lebih pucat dengan urat daun menonjol. Tepi daun bergelombang atau sedikit berlekuk dengan tangkai daun pendek (1–3 cm).
  • Bunga tidak tampak dari luar karena Ficus memiliki struktur bunga khas bernama syconium (bunga tersembunyi dalam bakal buah). Penyerbukan khusus oleh lebah Ficus (fig wasp) di habitat aslinya. Berumah satu, dengan bunga jantan / empedu (steril) dan betina ditemukan di sinkonium terpisah pada pohon yang sama. Bunga jantan: sepal 2-3, bulat telur-lanset, benang sari soliter dengan kepala sari berbentuk bulat telur. Bunga betina: sepal 3, bulat telur dan tumpul, tangkai putik pendek dengan kepala putik (stigma) papillate.
  • Buah bertipe syconium (mirip buah ara), berongga berdaging, berbentuk bulat dengan diameter ±2–3 cm, berwarna hijau dengan bintik-bintik kuning tertekan, kadang dengan bercak-bercak ungu. Sangat padat dan keras, tidak bertangkai, berpasangan di ketiak daun di ujung cabang.

Kandungan Penting

  • Walau tidak seterkenal Pohon Bodi (Ficus religiosa) atau Pohon beringin (Ficus benjamina), ketapang biola mengandung kelompok senyawa yang umum pada marga Ficus yakni Flavonoid (quercetin, rutin, kaempferol), Fenolik, Triterpenoid (lupeol, β-amyrin, α-amyrin), Alkaloid, tanin, terpenoid, orientin, asam benzoat, asam caffeoylquinic, asam lemak dan sphingolipids, arabinose, β-amyrin, β-karoten, β-sitosterol, xanthotoxol. 
  • Getah atau lateksnya ( mirip pohon ara lainnya) mengandung enzim proteolitik dan senyawa karet (latex proteins).

Manfaat

  • Secara tradisional seperti di Philipina dan Pakistan, Daun Ketapang Biola dimanfaatkan untuk ; mengobati gangguan pernafasan (asma, batuk, sakit tenggorokan), gangguan gastrointestinal (kolik, gangguan pencernaan, kehilangan nafsu makan, dan diare), gangguan inflamasi dan kardiovaskular, mengontol diabetes, mengobati kondisi seperti infeksi jamur, mengobati kecemasan. Memiliki aktivitas antimikroba, antibakteri, dan antioksidan.
  • Getah Ficus umumnya iritan kulit, sehingga tidak digunakan untuk herbal kecuali pada sistem pengobatan tradisional tertentu yang terkontrol. Getahnya memiliki aktivitas biologis seperti halnya genus Ficus yakni menunjukkan aktivitas antimikroba.

Mengobati kecemasan

  • Siapkan daun ketapang biola secukupnya cuci hingga bersih.
  • Rebus hingga mendidih.
  • Biarkan hangat/dingin.
  • Saring lalu minum untuk mengobati kecemasan.

Gambar

Sumber : Hijauor.id/Ketapang biola (Ficus lyrata Warb.)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *