QR Code

Lamtoro, atau Mlanding (Leucaena leucocephala, Lam.) termasuk dalam famili Mimosaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika tropis, ditanam sebagai tanaman pelindung, tingginya 2 – 10 meter. Lamtoro juga seringkali dijumpai tumbuh liar.

Lamtoro memiliki beraneka macam nama lokal seperti; petai cina, malanding, pĕlĕnding, peuteuy sélong, petai selong (Sunda); tembara/temboro, kemlandingan, mlanding, mètir, lamtoro dan lamtoro gung (lamtoro besar; untuk varietas yang bertubuh lebih besar) (Jawa.), kalandhingan, lantoro (Mudura.). Sementara nama-namanya diberbagai negara diantaranya: petai belalang, petai jawa (Melayu), lamandro (Papua nugini), krathin (Thailand); leucaena, white leadtree (Inggris.) dan leucaene, faux mimosa (Prancis). Nama spesiesnya ‘leucocephala’ yang artinya ‘berkepala putih’ tersebut mengacu kepada bongkol-bongkol bunganya yang berwarna keputihan.

Lamtoro merupakan sejenis pohon perdu atau pohon pendek dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Pohon yang berasal dari Amerika tropis ini sudah ratusan tahun diperkenalkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia.

Taksonomi

  • Kingdom : Plantae
  • Subkingdom : Tracheophyta
  • Divisi : Tracheophyta
  • Kelas : Magnoliopsida
  • Ordo : Fabales
  • Famili : Fabaceae (Leguminosae)
  • Subfamili : Mimosoideae
  • Genus : Leucaena
  • Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit.
    • Sinonim ; Leucaena glauca (L.) Benth, Mimosa glauca, Linn., Acacia glauca, (Linn.) Willd.

Morfologi

  • Perdu atau pohon kecil setinggi 2–8 m, kadang dapat mencapai 10–20 m pada varietas lamtoro gung. Pertumbuhannya sangat cepat (fast-growing tree).
  • Batang tegak, bercabang banyak. Kulit batang berwarna cokelat keabu-abuan, beralur halus. Tajuk membulat dan relatif renggang sehingga sinar matahari masih dapat menembus.
  • Daun majemuk menyirip ganda (bipinnate), Terdiri dari 4–9 pasang sirip, tiap sirip memiliki 10–25 pasang anak daun. Anak daun kecil, tipis, berwarna hijau terang, panjang 6–12 mm. Daun Lamtoro mampu menutup sedikit saat malam (nyktinasti).
  • Bunga majemuk, berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12–21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan-5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm; mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas.
  • Buahnya berupa polong pipih memanjang 10-18 cm dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya cokelat kehijauan atau coklat tua apabila kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Buah lamtoro mengandung 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan.
  • Biji lamtoro mirip petai, tetapi berukuran lebih kecil dan berpenampang lebih kecil. Berbentuk bulat telur sungsang atau bundar telur terbalik, dengan warna cokelat tua mengkilap yang berukuran 6–10 mm × 3-4,5 mm.

Kandungan Penting

Flavonoid-galloyl glycoside [myricetin 3-O(2’,3’4’-tri-O-galloyl)-α-l-rhamnopyranoside] dengan 3 komponen senyawa polyphenolic (apigenin 7-O-β-d-glucuronopyranoside methyl ester), luteolin 7-O-β-d-glucuronopyranoside methyl ester, dan 1,3,6-tri-O-galloyl-β-dglucopyranose, benzenedicarboxylic acid, mono(2-ethylhexyl) ester, β-sitosterol, 3 betahydroxy-5-cholen-24-oic acid.

Manfaat

  • Manfaat secara umum : Obat cacing, Peluruh haid, patah tulang, luka terpukul, sulit tidur (insomnia), bengkak (oedema), radang ginjal, kencing manis.
  • Antimikroba : Ekstrak biji dan daun aktif terhadap bakteri tertentu (StaphylococcusE. coli).
  • Antidiabetes : Ekstrak daun dapat membantu menurunkan gula darah pada beberapa studi eksperimental.
  • Antioksidan : Kandungan flavonoid tinggi pada daun.
  • Antiinflamasi & analgesik : Digunakan dalam pengobatan tradisional untuk pembengkakan dan nyeri ringan.
  • Anthelmintik (anti cacing) : Biji lamtoro dikenal sebagai obat tradisional mengatasi cacingan, terutama cacing gelang.
  • Penyembuhan luka : Daun muda dihancurkan untuk dressing luka.
  • Antitumor potensial : Studi awal menunjukkan aktivitas sitotoksik ekstrak biji terhadap beberapa sel kanker (masih penelitian awal).

Cacingan (cacing gelang)

  • Siapkan 5 g biji petai cina direbus dengan 2 gelas  air hingga mendidih dan air tersisa 1 gelas.
  • Dinginkan kemudian saring.
  • Minum ramuan 3 kali sehari, masing-masing 1 gelas.

Pengawetan

  • Siapkan biji petai cina yang sudah tua kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 50°C atau di bawah sinar matahari selama beberapa hari.
  • Setelah kering kemudian ditumbuk halus.
  • Kemas dalam wadah yang bersih dan kedap udara. 

Gambar

 Sumber : Hijau.or.id/Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *